Minggu, 06 Juni 2010

Melodi Cinta


Siang ini, kudengar melodi gitar yang sangat tenang. Petikan yang sangat lembut. Menenangkan perasaanku yang sedang kacau saat ini. Teng….. teng…. Teng….. “ Kha, ayo cepat ke kantin. Tya sudah lapar!” Ujar Tya sahabatku, seraya menarik tanganku. “ Ada apa Tya? Kenapa tergesa-gesa?” tanyaku tenang, “ hah? Ada apa? Kha kenapa sich? Ini waktunya makan!”, jawabnya membuatku tertawa, “ha ha, iya juga ya.”
ooooOOOoooo
Saat kembali ke kelas, akupun mencari melodi gitar yang tadi kudengar, akan tetapi melodi gitar tersebut sudah tak terdengar lagi. Ahh, mungkin salah seorang teman sekelasku yang memainkan gitar tersebut, nanti kutanya saja kepada teman cowok sekelasku, batinku. “Friska, kenapa melamun? Apakah ananda kurang enak badan? Atau tidak mengerti dengan rumus MTK yang ibu ajarkan barusan?” pertanyaan Bu Sari menyerangku di saat aku memikirkan melodi gitar misterius tadi, “ ahh,,, engg,,,, eh,,, t,,, ti,,, tidak apa-apa buk, saya hanya kebelet pipis buk, hmm…. Permisi ya buk”, jawabku terbata-bata, “ Ya sudah kalau begitu, cepat ke toilet, nanti kamu ngompol di kelas karena menahannya” ejek guruku yang terkenal sangar itu sehingga membuat teman-temanku tertawa… “ duuuuuh….. malunya diriku, tapi untunglah Bu Sari tidak memarahiku, fiiuuuuhh”, batinku lega.
ooooOOOoooo
Teng… teng…. teng……. “ Hore, pulaaaaaaang……”, sorak teman-teman sambil berlari pulang. Sedangkan aku masih membereskan perlengkapan kelas, maklum saja, aku sudah seperti wakil ketua di kelasku. He he.. padahal hanya sekretaris kelas…. Setelah mengunci pintu aku pun berjalan dengan santai.
“Awas yang di depan!”
Bruuukk ……. Aww….. sakiiiiiit….. oooooouuuugghh…….
“Hati-hati kalau berjalan! Sakit tahu!” hardikku sambil melihat orang yang menabrakku, “eh, bukannya membantu berdiri , malah menghilang, dasar tak bertanggung jawab! Orang kesakitan malah dibiarkan! Awas kalau ketemu orangnya!” gerutuku sambil berdiri, tapi.. “wadaaw…. Sakitnya…. Sepertinya kakiku terkilir….. Minta tolong sama siapa ya? Huuu….. Teman-teman juga sudah pulang semua. Haaaahh… Malangnya nasibku hari ini ” desisku.
Selang beberapa saat, kulihat Fikry bersama gitarnya keluar dari kelas 92. Kemudian berjalan ke arahku.
“Eh kha, maaf ya, tadi aku sedang terburu-buru. Gitarku ketinggalan di kelas. Tanpa sengaja aku menabrak orang, eh tidak tahunya yang ditabrak itu semut…. Ha ha… just kidding bro, sini kubantu berjalan”,
“ Dasar gendut, pantas saja waktu tabrakan rasanya seperti tabrakan sama gajah, eh… tidak tahunya memang sama gajah.”
“Apa tadi? Gajah? Dasar semut!!!”
“ Satu sama fik, eh.. antar kha pulang ya… tanggung jawab sama kaki kha, sakit tahu,,, mungkin cedera… ha ha “
“huuu…. Cedera apanya? Paling hanya terkilir. Ya kan?”
“ha ha,,, iya…..”
Kemudian kami pun pulang ke rumah masing-masing, untungnya tadi papa menjemput, jadi aku tidak perlu pulang naik OJEK….
ooooOOOoooo
Malamnya sambil berbaring HP-ku bergetar.Trrrrr… Trrrrrr… tidak biasanya HP-ku bergetar, ada apa ya? Selain itu, siapa yang mengganggu acara pertemuanku dengan bantal ya? Waktu sudah menunjukkan pukul 21.30, sudah waktunya aku berkencan dengan bantal ke taman yang indah… dengan malas,segera kuambil HP yang tergeletak di lantai, kulihat ada 1 messages received, dari siapa ya?, pikirku. Segera kubuka pesan tersebut.
“ Malam Inka, sudah tidur ya? Maaf kalau SMS ini mengganggu jam tidurnya ya? Oh iya, bagaimana kakinya yang cedera tadi? Sudah diobat?”
Lhaaaa… ini Fikry mungkin ya…… karena hanya dialah yang tahu tentang kejadian tadi siang. Kubalas pesan itu dengan singkat.
“ Kha belum tidur, kaki kha masih saaaaaaaaaaakkiiiiiiiiiiiiiittt sangat. He he”
“ Memangnya belum diobat? Sakit yang seperti apa?”
“ Tadi lupa beli obatnya, lagipula, kha tidak tahu obatnya apa? Memangnya kenapa? Sepertinya Fikry khawatir sekali.”
“Aku bukan siapa-siapa. Kalau mengkhawatirkan Inka itu adalah hal yang sangat penting bagiku. Aku tidak mau terjadi apa-apa sama Inka”
“Lantas kamu siapa? Teman kha ya? Kamu pasti Fikry kan?”
“hmm…. Sudah malam, sudah waktunya tidur. Selamat malam, semoga mimpi indah”
“ Hei, pertanyaan kha belum dijawab”
Sudah 5 menit berlalu, pesanku yang terakhir tidak dibalasnya. Hmmm.. sudahlah, akupun segera tidur, karena mataku sudah berat untuk di buka. Aku berharap untuk bermimpi bertemu dengan orang yang memainkan gitar misterius tadi pagi.
ooooOOOoooo
Keesokan harinya.Naaah… si gendut datang, tapi kenapa dia agak terlambat ke sekolah ya? Apa saja yang dilakukannya semalam ya? Apakah karena dia mengirimiku pesan semalam? Ahh,,, sudahlah, aku akan bersikap seperti biasa saja.
“Pagi ndut”
“Pagi juga rus”
“Fik, yang tahu kejadian kemaren siapa saja?”
“Kejadian apa?”
“Eh,, kamu pura-pura lupa ya Fik, kejadian gajah menabrak bidadari sekolah kemaren…..”
“what??? Bidadari? Mimpi apa aku semalam? Kha, kamu masih waras ya?”
“Nduuuuuut…. Kha serius sekarang, siapa saja yang tahu kejadian kemaren itu?”
“hmm…. Hanya aku dan orang yang kusukai.”
“Wallaaah.. siapa orang yang kamu sukai?”
“ Orang yang sudah menjadi sahabatku dari kelas 7 hingga sekarang, yang bernama FRISKA LORENZA”
“ha ha…. Bercandamu keterlaluan Fik. Sudahlah, thanks infonya ya, bye.”
Sambil berlari ke kelas, aku gelisah karena aku merasa ada yang sedang memperhatikan diriku, ditambah lagi dengan perkataan Fikry yang membuatku bingung. Tapi siapa yang sedang memperhatikanku? Kulayangkan pandanganku ke sekeliling kelas, tapi tak ada hasil. Tak kutemukan orang yang sedang memperhatikan diriku. Sesaat kembali teringat olehku melodi gitar yang membuatku tenang. Kucari kembali bunyi melodi gitar tersebut. Pandanganku terhenti pada sosok yang memang sudah kukagumi. Tak kusangka, ternyata dialah yang memainkan gitar dengan petikan yang lembut. Aku menyebutnya my silver bullet. Karena dialah orang yang dapat membuatku bahagia serta sedih. Meskipun dia tidak tahu bahwa aku mengaguminya, tapi, dengan melihatnya saja aku sudah bahagia.
“Kha, ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?”, tanyanya lembut padaku, “Eh… Ah…. Engg….hmmm…. aaa….. itu…. Eh… apa… mmm… tidak apa-apa..”, jawabku terbata. “ada apa denganku? Kenapa aku begini? Sepertinya ada yang tidak beres. Apakah ini yang dinamakan cinta? Pokoknya, aku tidak boleh jatuh cinta!” ucapku dalam hati.
“Kha… Kha… kenapa melamun?”
“Tidak apa-apa. Kha hanya berpikir, kemaren ada yang memainkan gitar dengan sangat lembut. Apakah itu kamu?”
“Jadi, kha mendengar permainanku kemaren?”
“i.. i.. iyya… bagus sekali permainannya, membuat hati yang mendengarnya menjadi tenang. Apa judul lagu itu?”
“Melodi Cinta. Ide ini terbersit karena aku berharap Melodi Cinta ini dapat mengantarkanku untuk bertemu dengan si pencuri hatiku”
“ha ha…. Kamu unik juga. Kalau bisa, maukah kamu mengajariku bermain gitar?”
“Boleh”
ooooOOOoooo
Hari ini,senangnya hatiku, aku telah mengetahui siapa pemain gitar misterius tersebut. Kini yang membuatku penasaran adalah temanku yang mengirimiku pesan tiap malam yang isinya menyatakan bahwa dia menyukaiku. Siapakah si Mr. X? hhuuuuffftt… apakah dia teman sekelasku atau Fikry? Karena Fikry secara terang-terangan mengatakan suka padaku. Forget it,,, kembali ke My silver bullet, permainan gitarnya bagaikan melodi cinta yang membuatku menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini. Sayangnya, dia tidak tahu perasaanku. Kecewa juga rasanya seperti ini. Trrr…… Trrr….. eh,, pesan itu datang lagi, apakah kali ini si Mr. X akan mengungkapkan identitasnya? Aku jadi penasaran.
“ Malam Inka, apakah kamu senang hari ini?”
“Ya, aku senang. Bagaimana kamu tahu kalau aku senang?”
“I know everything about you. When I saw you, I feel happy. I know what do you want.”
“ Darimana kamu tahu semua tentangku? Who are you? Janganlah membuatku penasaran!”
“ Kamu pasti tahu siapa aku setelah aku mengatakan bahwa, Melodi Cinta dapat mengantarkanku untuk bertemu dengan si pencuri hatiku.”
“Galang… kamu? Jadi, selama ini…..”
“Ya, aku adalah orang yang memperhatikanmu sambil menyanyikan lagu Melodi Cinta . Aku adalah Galang, your Silver Bullet”
ooooOOOoooo
Sungguh malam yang indah, ternyata Melodi Cinta memang telah membuatku menjadi orang yang paling bahagia di dunia. Karena, Melodi Cinta telah menyatukanku bersama orang yang kukagumi. Melodi Cinta itu tetap mengalun lembut mengiringi kisah kami.

0 komentar:

Posting Komentar